Competing for Time

Clickbait is everywhere. Listsicles — the tiny cocaine hits of internet traffic — permeate every site and every topic.

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Alarm Tubuh

Gue menyadari semenjak kecil, bahwa gue orang yang cukup logis. Pendekatan masalah mayoritas dipikirkan oleh akal, bukan perasaan. Keterlibatan perasaan dalam masalah masalah yang selama ini gua hadapi bisa dibilang minim.

Kondisi ini berubah ketika situasi pandemi. Pandemi membuat gue lebih suka membaca buku daripada sebelumnya. Suatu hari, gue membaca buku “Filosofi Teras” karya Henry Manampiring. Prinsip-prinsip yang gua anut sejalan banget dengan isi dari buku tersebut dan gua suka banget sama buku itu. Tapi tulisan kali ini tidak akan membahas buku itu lebih dalam, tulisan ini gue buat untuk menuangkan pikiran gua yang udah beberapa lama diem di kepala.

Salah satu bab (selaras dengan alam) di buku itu menyatakan konsep yang menurut gue sangat menarik bahwa segala kejadian di alam itu saling berkaitan termasuk di dalamnya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Mengingkari apa yang udah terjadi itu bikin kita gak selaras dengan alam yang ujung-ujungnya bikin kita gak bahagia.

Konsep ini mengenalkan gue lebih dalam ternyata di bumi ini terdapat suatu mekanisme yang sudah alam siapkan dan karenanya, segala sesuatu terjadi karena sebuah alasan. Kalo dulu gue percaya bahwa segala hal bisa dijawab oleh akal, sekarang jadi lebih yaudah menerima bahwa emang gak selalu akal tuh yang menjawab segala pertanyaan kita.

Dasar ini menggiring gua untuk lebih percaya sama apa yang gue biasa sebut dengan alarm tubuh. Alarm tubuh ini merupakan intuisi yang diberikan oleh tubuh kita bahwa sesuatu itu baik atau gak sih buat kita, mungkin bahkan lebih jauh lagi apakah baik/gak sih buat diri kita sekarang?

Contohnya baru aja gue alamin belakangan ini, jadi ada tukang ketoprak yang lewat depan rumah gue hampir setiap pagi, kadang-kadang ada liburnya juga sih. Udah 2 kali terakhir si abang lewat itu gue mengalami nih ‘tanda’ dari alarm tubuh gue untuk beli si abang ketoprak ini, walaupun secara logis gue ga begitu cocok sama rasa ketoprak yang si abang ini buat dan at the end, gue ga beli ketopraknya. Tepat di hari tulisan ini dibuat, abang itu lewat sekali lagi dan gue akhirnya beli berdasarkan ‘tanda’ alarm tubuh gue ini. Ternyata rasa ketoprak yang dibuat udah jauh lebih memuaskan dan kemungkinan gua bakalan lebih sering beli lagi ketopraknya.

Implementasi dari alarm tubuh ini sebenernya lebih jauh dari pada satu contoh yang gua deskripsiin diatas dan berlaku di banyak bidang. Percintaan, karir, hubungan pertemanan, dan lain lain. Sekarang, gue lebih percaya bahwa acap kali segala sesuatu gak perlu dijelaskan dan dijawab oleh akal serta logika.

Sekian tulisan gue kali ini dan I’m open for discussion.

Terimakasih buat yang udah baca sampe sejauh ini. I appreciate it !

Add a comment

Related posts:

2017 Year in Review for Fontinalis Partners

January is a transitional month as people turn their attention to the year that lies ahead, and each year we try to adhere to the socially acceptable window of time to talk about the year that has…

Turning To Natural Remedies For Acne Treatment

Natural body butters rejuvenate your skin cells regardless what damage you've done to pores and skin. Dry skin can occur your current products spend a lot of time in the sun or from natural…