Landscape goes first.

Today I went to Lingang, a new development zone in Shanghai. The whole development zone is still under construction, the roads have just been built, and many buildings have not finished yet. But it…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Serba Remote Bikin Demot?

Artikel ini tentunya akan meningkatkan semangat dan motivasi kamu selama bekerja dalam tim di saat yang serba remote ini

Mulai dari jaga jarak yang memutar lagu jauh di mata namun dekat di hati, kelas virtual yang bisa diakses dari kasur (dan sambil nonton drakor), sampai mobilisasi yang tinggal berpindah tab tanpa drama panas-panasan menanti ojol.

Memang, banyak hal yang menjadi lebih mudah jika bekerja jarak jauh atau bekerja remote dari rumah. Salah satu kemudahannya adalah jadwal yang jauh lebih fleksibel. Namun, fleksibilitas tersebut ibarat dua mata pisau yang dapat balik menyerang.

Sayangnya, upaya meningkatkan produktivitas ini dapat dijegal kalau kita “demot”. Demot atau demotivasi juga digambarkan dengan istilah burnout. Apa, sih, burnout ini?

Burnout adalah kondisi kehabisan energi, merasa semakin jauh dengan pekerjaan secara mental, serta cenderung sinis terhadap apa yang dilakukan. Terdengar mengerikan, ya.

Padahal, kita masih harus stay at home. Oleh karena itu, kondisi ini tidak dapat dibiarkan.

Parahnya lagi, bukan semangat dan motivasi pribadi saja yang bisa raib digondol demot. Jika gawean bersifat tim, tentu kolaborasi terhambat, rekan-rekan ikutan penat, pengumpulan tugas terlambat, bahkan jangan-jangan kita dipecat! Waduh! Kalau mengutip peribahasa, demot ibarat nila setitik yang membuat rusak susu sebelanga.

Memang, sih, semangat dan motivasi tidak jauh beda dengan roda yang berputar. Ada saatnya kita nge-hype banget, ada saatnya pula kita demot. Hal tersebut wajar.

Yang perlu dihindari adalah membiarkannya berlarut-larut, baik pada diri sendiri maupun pada rekan-rekan kita. Untuk itu, yuk simak kiat-kiat di bawah ini!

Ssst, ini juga bisa membuat Sobat Innovator peka dan disayang rekan-rekan tim, lho!

Afeksi berarti kasih sayang. Tindakan menunjukkan kasih sayang dapat disebut filantropi.

Filantropi dapat dimaknai pula sebagai aksi menumbuhkan kemandirian serta meningkatkan martabat dan harga diri seseorang.

Apalagi, saat bekerja remote, karena tidak ada orang lain yang langsung menyemangati, demotivasi sangat menggoda untuk membuat “layu” kemandirian, martabat, bahkan harga diri seseorang. Waduh!

Akan tetapi, tenang! Dalam kerja sama tim, semestinya anggota yang lain dapat hadir untuk menguatkan sesama anggota, serta menguatkan ikatan antaranggota.

Analoginya, sapu lidi baru akan berfungsi jika lidi-lidi bergerak bersama-sama. Kita sebagai manusia tentu dapat lebih baik dari sebatang lidi, apalagi jika bersama-sama.

Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penyorotan atau highlight terhadap kelebihan setiap anggota adalah salah satu bentuk afeksi.

Hal tersebut tidak hanya meningkatkan kepercayaan diri serta harga diri setiap anggota. Kepercayaan antaranggota juga akan meningkat karena semuanya menyadari bahwa setiap anggota memiliki kelebihan masing-masing untuk saling melengkapi.

Jika afeksi diberikan kepada seluruh anggota, apresiasi dapat diberikan kepada anggota dengan kinerja terbaik, kreativitas terbaik, loyalitas terbaik, dan sebagainya.

Apalagi, saat serba remote, saat banyak hal baru menjadi tantangan, orang-orang yang tetap memberikan usaha terbaiknya sangat-harus-kudu-mesti diapresiasi.

Pemberian apresiasi membuat seseorang menjaga nama baiknya dengan terus memperbaiki kinerjanya. Tidak hanya secara personal, apresiasi juga dapat dilakukan dengan merayakan keberhasilan tim.

Fenomena tersebut terjadi saat seseorang melakukan sesuatu untuk maksud baik, bukan alasan materiil. Namun, adanya “pembayaran” sekalipun dengan tujuan apresiasi justru menggagalkan maksud baik tersebut.

Oleh karena itu, memberikan apresiasi seperti mendekati pujaan hati: gampang-gampang susah, atau susah-susah gampang.

Bentuk apresiasi perlu dipertimbangkan. Mungkin ada pekerjaan yang membutuhkan effort lebih sehingga ada sesuatu yang layak diberikan, tapi apakah hadiah fisik benar diperlukan, atau kata-kata saja cukup? Yang pasti, mengabaikan sekecil apapun usaha dalam tim adalah haram hukumnya!

Salah satunya adalah pengakuan perasaan,̶ ̶t̶a̶p̶i̶ ̶b̶u̶k̶a̶n̶ ̶p̶e̶r̶n̶y̶a̶t̶a̶a̶n̶ ̶c̶i̶n̶t̶a̶,̶ ̶y̶a̶.

Adakalanya ketidaksesuaian, bahkan konflik, terjadi dalam kerja sama tim. Apalagi, komunikasi menjadi sangat terbatas saat online.

Sebaris pesan dapat dibaca dengan berbagai intonasi. Akibatnya, kesalahpahaman sangat mungkin terjadi. Hati jadi ingin berteriak persis di kuping seseorang, “Kamu itu, ya, tidak pernah mengerti perasaanku!”

Akan tetapi, alih-alih komunikasi, yang terjadi justru baku hantam.

Contohnya, “Aku ngerasa bingung harus gimana pas kamu cuma nge-read pesanku, soalnya tanggapan kamu juga penting untuk keputusan kita.”

Meskipun harus menulis lebih panjang — dan menuntut lebih banyak kesabaran — teknik afirmasi dapat menyampaikan perasaan kita tanpa kesan menuduh dan menghakimi.

Terlebih, saat kerja sama tim secara remote berlangsung dalam jangka waktu yang panjang, kenyamanan di ruang virtual harus dijaga, kan?

serba remote memang bikin demot tapi kita juga bisa mencapai tujuan akhir dari kerja sama tim asalkan bersama-sama.

Dari Sobat Innovator, apakah ada trik lain yang terbukti ampuh mengatasi demot saat remote?

Adisiswanto, W. (2005). Pengembangan Model Kerja Tim (Team Work) untuk Meningkatkan Motivasi Karyawan pada PT JA Wattie Perkebunan Tugusari- Jember. Tesis. Program Studi Pengembangan Sumber Daya Program Pascasarjana Universitas Airlangga. Surabaya.

Dobelli, Rolf. (2013). The Art of Thinking Clearly. Munich: Carl Hanser verlag.

Kanal ini dikelola secara eksklusif oleh Kementrian Propaganda Keilmuan dan Karya. Kanal ini akan secara rutin menghasilkan konten-konten interaktif yang pastinya penuh insight.

Selain menghasilkan konten, kanal ini juga bertindak sebagai sarana publikasi satu pintu dari Kementrian Implementasi Karya dan Kementrian Kolaborasi Karya Eksternal dalam bentuk pergerakan inovasi global, diskusi kelas interaktif, dan dinamika ekosistem inovasi kampus ITB untuk mengeskalasi perspektif massa kampus.

Zahra Annisa Fitri (PL’19)
M. Fikri Ardiansyah (AR’19)
Jonathan F. Simorangkir (EP’19)

Kemenkoan Karya Inovasi — Kementrian Propaganda Keilmuan dan Karya — Kabinet Arunika — KM ITB 2020/2021.

#RotasiMakna #HariBaruLebihBaik #Mentari12Malam #InnovationWeekly #EmphatizeInnovateElaborate

Add a comment

Related posts:

Why Latvia is special

Do you feel Latvia the way I feel it? Do you feel the daily kisses of the Baltic wind? Do you hear how your sun laughs specially? Do you notice how trees are dancing? How do you feel it? Does Latvia…

How to get better conversion rates

The countless uses of artificial intelligence and machine learning, in particular, are hugely beneficial to numerous businesses. Machine learning has the potential to increase conversion for…

5 Ways to Reduce Stress During Finals Week

The last two weeks of each semester are always the busiest times of the school year. Along with being the busiest, it is also the most stressful. Being a junior in college, I feel that I have figured…